Total Pageviews

Friday, August 30, 2019

Rekapitulasi Perolehan Medali O2SN 2019

Rekap Perolehan Medali
Olimpiade Olahraga Siswa Nasional 2019


NoProvinsiEmasPerakPerungguTotal
1Jawa Timur27111149
2Jawa Tengah15111844
3Jawa Barat1317737
4DKI Jakarta1311731
5Bali139729
6Sumatera Barat95721
7DI Yogyakarta715729
8Sulawesi Selatan55515
9Sumatera Utara46515
10Jambi23712
11Nusa Tenggara Barat2338
12Kep. Bangka Belitung22812
13Sulawesi Utara2158
14Kalimantan Tengah2125
15Kep. Riau2046
16Riau1528
17Banten14712
18Kalimantan Timur12811
19Kalimantan Selatan1236
20Sulawesi Tengah1157
21Sulawesi Tenggara1124
22Nusa Tenggara Timur1078
23Lampung0268
24Bengkulu0235
25Aceh0235
26Sumatera Selatan0156
27Maluku0112
28Papua0112
29Gorontalo0112
30Sulawesi Barat0044
31Kalimantan Barat0044
32Kalimantan Utara0022
33Maluku Utara0000
34Papua Barat0000

Tuesday, August 27, 2019

Berikan ASI untuk Tumbuh Kembang Optimal

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi, khususnya bayi berusia 0-6 bulan, yang fungsinya tidak dapat tergantikan oleh makanan dan minuman apapun. Pemberian ASI merupakan pemenuhan hak bagi setiap ibu dan anak.

Bukan rahasia lagi, bahwa anak yang mendapatkan ASI Eksklusif dan pola asuh yang tepat akan tumbuh dan berkembang secara optimal dan tidak mudah sakit. Selain itu, pemberian ASI mampu mempererat ikatan emosional antara ibu dan anak sehingga diharapkan akan menjadi anak dengan ketahanan pribadi yang mampu mandiri.
Setiap minggu pertama bulan Agustus selalui diperingati Pekan ASI Sedunia. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan ASI lanjutan secara optimal hingga 2 tahun atau lebih merupakan hal mutlak untuk meningkatan kesehatan bayi.

Menyusui merupakan salah satu investasi terbaik untuk kelangsungan hidup dan meningkatkan kesehatan, perkembangan sosial, serta ekonomi individu. Angka kematian bayi menjadi salah satu indikator penting untuk mengetahui derajat kesehatan di suatu negara, dan bahkan untuk mengukur tingkat kemajuan suatu bangsa. Salah satu cara untuk menekan angka kematian bayi adalah dengan memberikan makanan terbaik, yaitu air susu ibu (ASI). Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dapat mengurangi hingga 13 persen angka kematian balita.

Studi dari The Global Breastfeeding Collective, pada 2017 menunjukkan bahwa satu negara akan mengalami kerugian ekonomi sekitar $300 milyar pertahun akibat rendahnya cakupan ASI Eksklusif yang berdampak pada meningkatnya risiko kematian ibu dan balita serta pembiayaan kesehatan akibat tingginya kejadian diare dan infeksi lainnya.

Pemerintah terus berkomitmen memberikan pembinaan dan dorongan kepada para ibu agar berhasil dalam inisiasi menyusu dini (IMD), memberikan ASI eksklusif (hanya ASI saja sampai usia 6 bulan), dan meneruskan pemberian ASI sampai berumur 2 tahun atau lebih didampingi makanan pendamping yang tepat. Selain itu, Kemenkes juga menyuarakan agar anak senantiasa mendapat pola pengasuhan yang tepat untuk tumbuh kembang yang optimal.

Aksi bersama diperlukan untuk mencapai sasaran World Health Assembly (WHA), yaitu minimal 50% pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pada tahun 2025. Berbagai hambatan yang dihadapi untuk dapat menyusui secara optimal, salah satu yang terbesar adalah kurangnya dukungan bagi orang tua di tempat kerja.

Keberhasilan menyusui merupakan upaya bersama, membutuhkan informasi yang benar, dan dukungan kuat untuk menciptakan lingkungan yang memungkinkan ibu dapat menyusui secara optimal. Meskipun menyusui adalah keputusan ibu, namun akan lebih baik adanya dukungan kuat dari para ayah, keluarga, teman, tempat kerja dan masyarakat. Karena menyusui melibatkan ibu dan pendukung terdekatnya atau ayah, sehingga dibutuhkan perlindungan sosial orangtua yang adil gender terkait dengan menyusui menjadi sangat penting.

Perlindungan sosial orangtua yang adil gender mencakup beberapa hal, seperti cuti hamil/melahirkan bagi ibu, bahkan cuti berbayar, serta dukungan tempat kerja dapat membantu menciptakan lingkungan yang memungkinkan untuk dapat menyusui, baik pada sektor kerja formal maupun informal.

Pekan ASI Sedunia 2019 difokuskan pada kebijakan dan peraturan tentang perlindungan sosial orangtua, tempat kerja ramah orangtua dalam sektor formal dan informal, dan nilai-nilai ramah orangtua dan norma sosial kesetaraan gender.

Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat, dr. Kirana Pritasari, MQIH mengatakan Pekan ASI Sedunia tahun ini diharapkan seluruh pihak turut berperan serta dalam upaya pemberdayaan keluarga, terutama ayah dan ibu agar ibu dapat menyusui sesuai rekomendasi Pemberian Makanan Bayi dan Anak.

“Dengan mendukung setiap ibu agar berhasil menyusui akan berkontribusi pada pencegahan stunting, sehingga dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia di masa mendatang,” kata Dirjen Kirana.

Rangkaian kegiatan Pekan ASI Sedunia 2019 akan diselenggarakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Kegiatan itu berupa kampanye tentang ASI, workshop, seminar, talkshow, dan lomba terkait ASI.

“Sehubungan dengan hal tersebut, saya mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mendukung dan berperan aktif dalam berbagai kegiatan Pekan ASI Sedunia tahun 2019, yang pada akhirnya dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi ibu untuk dapat melaksanakan praktik menyusui di rumah, tempat kerja, maupun di lingkungan sekitar ibu,” ucap Dirjen Kirana.

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.(D2)

Wednesday, August 7, 2019

Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Penanaman Nilai Pancasila 10 Juli 2019

Jakarta, Kemendikbud --- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, menekankan pentingnya aspek penanaman nilai Pancasila untuk pembentukan pendidikan karakter. Ia mengimbau bahwasannya semua pendidikan mempunyai tanggung jawab moral untuk penanaman nilai Pancasila sedini mungkin. Hal tersebut disampaikan Mendikbud saat membuka kegiatan Peluncuran Program Penanaman Nilai Pancasila Sebagai Wahana Pembangunan Watak Bangsa (Nation and Character Building), di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Rabu (10/07/2019).

Kegiatan tersebut sebagai upaya implementasi terhadap penyempurnaan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN). Mendikbud mengatakan, saat ini kurang teakomodasinya pembelajaran Pancasila. Mata pelajaran PPKN dinilai hanya sebagai mata pelajaran semata, bukan sebagai pembentukan nilai atau karakter pancasila.

‘’Sikap itu dibentuk melalui penanaman nilai. Ada tiga bentuk problematika nilai, yang pertama adalah kebenaran, hal tersebut menjadi wilayah logika antara benar atau salah. Yang kedua adalah baik atau buruk, hal ini dilihat berdasarkan etika atau tingkah laku. Lalu yang terakhir adalah keindahan, ini meliputi aspek estetika’’ ujar Mendikbud

Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Haryono, mengungkapkan pendapatnya dalam diskusi mengenai strategi pembudayaan Pancasila sebagai falsasah dan ideologi bangsa. Menurutnya, pendidikan Pancasila bukan hanya tanggung jawab guru Pancasila saja, melainkan tanggung jawab semua warga Indonesia.

‘’Pancasila merupakan pendidikan berkualitas untuk semua bangsa Indonesia. Pancasila adalah ideologi masa depan, harapan bangsa. Kerugian terbesar menjadi seorang warga negara adalah bukan hilangnya kekayaan ekonomi, bukan matinya para pahlawan bangsa, tapi hilangnya karakter manusia nusantara yang memiliki mental merdeka.’’ Tegas Haryono.  

Kegiatan tersebut diharapkan dapat membawa dampak positif terhadap penguatan karakter melalui nilai Pancasila dan menyadarkan masyarakat pentingnya menanamkan nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. (Alfia Nur Rosmelia/Anandes Langguana)z

JUMLAH PENDAFTAR PENERIMAAN MAHASISWA BARU IKATAN DINAS POLITEKNIK STATISTIKA STIS TAHUN AKADEMIK 2022/2023

 BERIKUT JUMLAH PENDAFTAR PENERIMAAN MAHASISWA BARU IKATAN DINAS POLITEKNIK STATISTIKA STIS TAHUN AKADEMIK 2022/2023 sumber: https://spmb.st...